Langsung ke konten utama

Postingan

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata
Postingan terbaru

Efek terlalu nge push diri atau ... inikah anxiety? (bukan self diagnosis)

Halo , lama tak bersua, wahai moonwalker , Saat ini kondisi penulis dibilang cukup deg-deg an, mungkin lengan penulis sudah lemas, tapi unfortunately , otak penulis meminta penulis untuk terus berfikir. ini harus diselesaikan sekarang , pikir penulis. mungkin lari ke blog bisa menjadi healer sesaat , pikir penulis lagi.

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka

Highlight of my day: Discovering *New* Favorito Dishes and Defining of Loves to whom I loved

Hello, moonwalker, Sudah lama tidak bercuap-cuap lagi di blog ini, setelah sekian-sekian lama. Akhirnya penulis memutuskan untuk menulis lagi meskipun dalam keadaan gemetar yang biasanya muncul dalam keadaan sangat sangat lapar, tapi faktanya penulis baruu banget makan. Kenapa gemetar? karena makanannya enak luar biasa, kayaknya hati penulis sekarang menjerit dan berteriak karena makanannya luar biasa enak, hormon dopamine terproduksi melimpah ruah diikuti dengan endorfin sampai-sampai energinya habis. Jadinya gemetar dalam keadaan bahagia. Oke, penulis hanya mengacau tentang silsilah hormon barusan.

Bersyukur

Hi, Rasanya penulis sudah kembali. Penulis sudah menemukan apa yang penulis cari kembali, to live-out life , menjalani hidup yang 'hidup'. Meski bukan hidup yang lepas seperti bisa tinggal di pinggir hutan di swedia atau norwegia utara sambil mencari aurora atau berries , atau mencari ketenangan, lalu kemudian berlari dan menari di hamparan savana tundra. Itu tetap akan menjadi mimpi, sih, sebelum tua, hehe. Sekelebat pemikiran penulis datang, tahun ini rasanya seperti secercah cahaya muncul dari gelapnya 2020. Tahun yang rasanya sangat penuh, meskipun kebanyakan waktunya dihabiskan di rumah saja. Tahun yang penuh kelelahan, rasa cemas, rasa khawatir, bahkan rasa patah hati pun muncul di tahun itu. Meski begitu, banyak hal baik juga terjadi, 2020 juga menjadi tahun untuk menyesuaikan dan menyesuaikan lagi, berbenah lagi, koreksi kesalahan lagi, mencoba atau bereksperimen cara yang tepat untuk lebih baik selagi dunia sedang turut melambat. Tetap ada yang mencoba menenangkan, men

2021

2021, maaf langsung menanyakan pertanyaan ini di awal tahun sebelum kembali menyapamu.   Bagaimana cara mengembalikan kepercayaan diri, mengembalikan pikiran kalau diri sendiri adalah orang yang unik, misterius atau bahkan aneh, dan kembali berfikir ala-ala filsuf dengan sejuta idenya di kala sendiri? Saat ini, di kala sendirian, penulis menatap sesuatu dengan kosong atau pada orang umumnya akan berkata sesuatu yang biasa saja, yang ingin dilakukan sekarang ini. Pikiran bagaimana besok, hari esok, hari-hari liburan, dan hari tua tidak pernah singgah lagi dalam pikiran penulis. Pemikiran apakah hari ini baik-baik saja pasti penulis jawab baik-baik saja tanpa ada luapan emosi berlebih baik bahagia atau sedih. Ya, so so. Kenyataannya, penulis masih bisa berekspresi ketika ada atau bertemu orang lain. Masih bisa meluapkan banyak reaksi. Masih bisa hahahihi, sedih, rindu, dan macam-macam lah. Tapi kesan itu sepertinya tidak berlangsung lama, penulis kemudian akan kembali seperti sekaran