Langsung ke konten utama

KATALIS SEMANGAT DAN KEHAMPAANKU

hai,
pagi pagi udah baper aja ya gengs

Ini sebenernya adalah tema tulisan penulis yang gak pernah dibahas di blog ini. Ya gimana ya.. mungkin kemarin-kemarin memang belum saatnya untuk dibahas.



Penulis sekarang semester 7. Semester ini penulis merasa lebih sibuk dari semester-semester sebelumnya. Padahal nih ya, penulis cuma ambil 15 sks. Tapi pagi sampai malam ada aja yang dikerjain.

Penulis merasa waktu berlalu cepat.
Atau
Penulis merasa lebih jenuh??

Semenjak dari Jakarta yang penuh dengan hal baru, di Surabaya penulis jadi cepat bosan. Bukan bosan sih lebih tepatnya. Ya, karena penulis menganggap waktu cepat berlalu, jadinya penulis merasa apa yang penulis lakuin ya sudah hanya begitu.

Semester 7 ini kalau dibilang mungkin adalah semester yang kudu sabar. Semua hal berada di ambang batas. Karena satu semester lagi, penulis bakal lulus (Amiin). Bakal keluar dari system perkuliahan. Keluar dari kehidupan anak-anak kuliahan. Semuanya di ambang batas.

Bagi penulis, keadaan di ambang batas ini sungguh tidak mengenakkan. Dimana kamu ingin semua selesai dengan cepat, tapi apa daya kamu harus menunggu. Mungkin itu juga pengecualian sih sebenernya untuk seminar penulis yang belum keurus.

Sebenernya pun ingin keadaan yang baru nggak juga. Penulis lebih memilih mencari solusi untuk menyikapi ini. Untuk bertahan di satu tahun ini.

Penulis merasa low motivated. Bener. Dalam tingkat yang paling rendah. Padahal sebenernya penulis masih ngerjain tugas, masih biasa kok. Tapi ini selalu dinamis. Penulis merasa ada yang kurang.

Entah dengan perasaan ada yang kurang itu, penulis merasa ga tau lagi untuk mengisi hal itu. Slot kosong itu mungkin seperti lubang dibalon yang kalo ga ditambal akan semakin besar. Dan buruknya adalah penulis ga tau mau menambal pakai apa.

Entah apakah ini juga bisa ditafsirkan menjadi kekurangan penyemangat dalam diri. Siapa lagi yang menyemangati diri kalo bukan diri sendiri. Tapi masalahnya kamu sedang tidak bersemangat dan butuh katalis semangat. Ya seperti itu. Tapi sampai saat ini penulis udah kayak ga heboh-heboh sendiri bertemu orang yang dianggap katalis penyemangat penulis (udah expired kali ya). Dan katalis penyemangat memang menjadi sesuatu yang sangat kritis saat ini. Yang sangat penulis butuhin (kalau boleh ngeluh).

Belum merasa penulis sehampa ini tanpa adanya katalis semangat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka