Langsung ke konten utama

STRATEGY TO FACE MY FINAL SEMESTER

Sepertinya aku harus sharing kondisiku saat ini terlebih dahulu.
Aku benar-benar berada dikondisi yang tidak baik. Aku baik-baik saja, tetapi tetap saja ada yang hilang. Ada sesuatu didalam lubuk hatiku yang sulit berkutik saat ini. Ada gerakan yang selalu mendorongku untuk melakukan hal yang dapat memanjakanku sesaat. Aku akan terlena dan kemudian merasa relungku hampa. Saat itu lubuk hatiku akan bergejolak tapi aku memilih untuk tidak berdaya.

Ketidakproduktifan ini benar-benar menggangguku dan membuatku ingin berbenah diri. Tapi aku lebih seperti tidak tau diri. Lupa diri. Aku hanya terus mengeluh saat ini. Semester ini akan benar-benar menjadi harapanku yang terakhir. Ambil atau acuhkan?

Distraksi terbesarku saat ini adalah sosial media, serial tv, dan handphone. Aku benar-benar tidak dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dan berguna. Setidaknya berguna untuk diriku sendiri. Aku juga menghindari laptopku dan tidak bersyukur jika laptopku lah salah satu alat yang membantuku saat menghadapi struggle things kemarin. Aku telah menghindarinya beberapa hari ini. Aku terus mengeluh bahwa aku butuh yang baru. Padahal kenyataannya juga kau tidak aneh-aneh, maka semua akan baik-baik saja.

Aku juga suka menunda-nunda waktu akhir-akhir ini. Seseorang harus menyadarkanku, tapi siapa. Aku harus bergantung pada diri sendiri. Terakhir kali aku tidak dapat mengandalkan diriku sendiri, dan sekarang hal itu terjadi. Aku rasa aku hilang kepercayaan pada diri sendiri.

Keadaanku sangatlah tidak baik. Pondasiku terhadap apa yang membuatku termotivasi telah runtuh begitu saja. Aku benar-benar memiliki konflik dengan diriku sendiri. Menghabiskan 5 hari sendirian di kos dan tidak melakukan apa-apa membuat hatiku bertanya-tanya. Tidakkah kau melakukan sesuatu? Sejauh itu yang bisa ku tanyakan pada diriku sendiri.

Duduk disini dan menuliskan isi hatiku pada blog ini membuatku mengantuk. Ini benar-benar tidak sopan. Awalnya aku berniat dengan semangat, tetapi setelahnya rasanya tidak begitu. Benar-benar tidak ada motivasi.

Lihat kan! Aku benar-benar kehilangan akal untuk diriku sendiri. Aku ingin pergi. Tapi aku telah terjebak jauh didalam. Aku tidak bisa kembali. Seandainya aku bisa, aku akan melukai banyak orang.

Aku tidak bisa mengikuti diriku yang saat ini terus menerus. Kenyamanan ini adalah hal yang fana. Aku harus pergi, berbalik, dan menusuk diriku saat ini. Untuk menyadarkan, kalau aku akan membusuk tak berguna bila terus seperti ini.

Bersyukur ditiap kesempatan. Jangan sedikitpun lengah dengan doamu. Ajak dirimu berbicara lewat tulisan buku harianmu. Jangan biarkan dirimu merasa kesepian.

Kurangi hal yang tidak penting. Pelan-pelan dan tidak memaksa. Buatlah slot kosong 1 atau 2 jam dan cheat day. Jangan terlalu keras memperlakukan dirimu sendiri. Namun, jangan membuat dirimu lupa apa tugasmu didunia ini.

Siapkan daftar orang-orang yang memotivasimu. Membantumu bersemangat dan selalu bersemangat tiap waktu.

Your priority missions has been wroten means kamu harus memiliki strategi dalam mewujudkannya. Apapun itu lakukanlah. Karena duniamu lebih dari cerita di serial drama tv mu.

Selamat menempuh semester baru!

Love,

Qonitah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka