Haii...
#What? Apa itu? Berani-beraninya nge-post dalam keadaanmu yang sekarat seperti ini?
Ha? Sekarat? Gak tuh biasa aja. hahahahahakemudiannangis
Dan di titik ini lebih tepatnya..
Hahaha..
#Ngeripenulis
Nah maka dari itu, ini bukan lah saat-saat yang tidak tepat untuk merefresh diri. Bukan saat yang tidak tepat. Ingat. Strategi di Plant vs Zombie aja masih bisa diganti pas ronde terakhir.Ya kalo punya uang banyak sih abaikan.
Justru ini kesempatan besar untuk membuat ending yang semenarik mungkin. Masa iya kamu mau naik semester, atau penulis mau naik semester 5 dengan keadaan kayak "how stupid I was exactly doing?" Kan lucu.
Meski ini merupakan minggu-minggu yang super sensitive, setidaknya buatlah dirimu merefleksikan apa yang kamu dan teman-temanmu kerjakan 1 semester ini.
#mikir kamu udah lakukan hal yang berguna apa gak ya penulis?
Eh, bukan. Entar malah baper terus gak ngerjain tugas besar.
Berkaca sih lebih tepatnya, jangan sampai di minggu 16 ini kamu menjadi sosok zombie yang perlu diberantas. Oke kata-kata barusan emang sedikit kasar. Karena jangan-jangan itu mejadi suatu premis bahkan kesimpulan bahwa itu yang kamu lakukan satu semester ini. Cukup. Cukup untuk mudah menyerah.
Penulis banyak membuat kesimpulan 1 semester ini, dimulai dari..
That's true, di PWK khususnya ITS minggu-minggu paling menantang itu minggu pertengahan semester dan sekitar minggu akhir. Jadi kita cek seberapa pintar matematika kalian. Hahaha
Minggu-minggu yang bener-bener perlu kopi : Minggu 8, Minggu 14, 15, dan 16 berarti ada 4 minggu. Hari-hari produktif dalam 1 minggu ada 5 hari. Berarti 5 dikali 4 ada 20 hari. 1 kopi instan yang penulis beli bermacam-macam, tapi yang paling sering kopi kalengan, soalnya dinginnya tahan lama. Hahaha, maklum Surabaya panas. Tapi harganya 9000 kalo diIndomaret . Gak perlu jauh-jauh 20 hari, sehari aja penulis kadang gak makan (eh jangan bilang gak makan, nanti dimarahin) atau kalo beli sekali makan 5000 di warung samping kosan, paling sisanya nyemil pentol atau tahu kres 3000. Duh duh, buat makan yang 8000 kalah sama kopi yang gak kenyang malah bikin kembung. Begadang aja butuh modal, nak.
Atau...
Mengutip dari kata teman penulis, yang mungkin sudah disunting berkali-kali mengenai hal ini dengan kata-kata yang kurangnya seperti ini "kita tidak mempermasalahkan anaknya seperti apa, tapi kita butuh anak itu selalu ada"
Semua teman penulis lebih kurang setuju, tapi penulis harus mikir lagi... Kata-kata ini juga ingin penulis sandingkan dengan kata-kata GWS atau takes care atau sebuah privasi. Saat ini sudah sangat langka bagi seseorang yang mengatakan atau menyinggung kata-kata tersebut. Sangat minim. Penulis kadang miris bahkan sangat empati dengan orang yang berkaitan.
#ngemengopoto?
Penulis sejauh ini mengamati banyak anak yang ditanya kehadiran dan mereka bilang lagi sakit, ada izin mengurus keluarga, atau sedang dalam ketidakhadiran yang jelas, namun feedback yang diterima mereka ini sangat minim. Penulis mungkin salah satunya, atau salah duanya dari 2 pihak yang berbeda. Bukan penulis ingin dibelai dengan kata-kata manis seperti gws dan jaga kondisi. Tapi penulis jadi pihak yang harusnya mengatakan kata-kata itu aja dan tidak mengatakan kata-kata itu merasa kasihan. Jangan sampai hanya dengan kata-kata seperti itu dapat menutup sebuah toleransi seseorang. Kata-kata seperti 'maaf baru bales' atau 'oh gitu ya' daripada yaudah deh aja efeknya udah beda. Balik lagi, dari situ, yang anak-anak itu butuhkan pasti sebuah kehangatan keluarga. Ya selanjutnya bisa diteruskan sendiri menurut versi kalian.
Itu dulu deh, kalo panjang-panjang takut kalian bosen, ingat me-refresh diri sebenernya tidak perlu waktu yang tepat dimana, tapi bisa kapan aja. Minggu 16 semangat.
Bye...
#What? Apa itu? Berani-beraninya nge-post dalam keadaanmu yang sekarat seperti ini?
Ha? Sekarat? Gak tuh biasa aja. hahahahaha
#Penulis emangnya lagi mau ngapain disini?
Lagi ngapain ya? ya seperti yang diketahui mau menyegarkan kembali pikiran penulis. Penulis pikir ini saat yang tepat.
#Kok bisa?
*dengan muka serius mode on:* *eyebrowartist mode on:* Penulis gak mau minggu ini, minggu yang disebut-sebut akhir dalam sebuah perjalanan dan lika-liku setengah tahun lamanya. Berakhir begitu saja. *menatapkedepan* *penuhkeseriusan*
Ya, minggu ini itu minggu ke-16, artinya minggu terakhir bagi anak-anak ITS seperti penulis untuk merasakan perjuangan terakhir. Kalo di game Plant vs Zombie itu kita kayak di titik ini
Hahaha..
#Ngeripenulis
Nah maka dari itu, ini bukan lah saat-saat yang tidak tepat untuk merefresh diri. Bukan saat yang tidak tepat. Ingat. Strategi di Plant vs Zombie aja masih bisa diganti pas ronde terakhir.
Justru ini kesempatan besar untuk membuat ending yang semenarik mungkin. Masa iya kamu mau naik semester, atau penulis mau naik semester 5 dengan keadaan kayak "how stupid I was exactly doing?" Kan lucu.
Meski ini merupakan minggu-minggu yang super sensitive, setidaknya buatlah dirimu merefleksikan apa yang kamu dan teman-temanmu kerjakan 1 semester ini.
#mikir kamu udah lakukan hal yang berguna apa gak ya penulis?
Eh, bukan. Entar malah baper terus gak ngerjain tugas besar.
Berkaca sih lebih tepatnya, jangan sampai di minggu 16 ini kamu menjadi sosok zombie yang perlu diberantas. Oke kata-kata barusan emang sedikit kasar. Karena jangan-jangan itu mejadi suatu premis bahkan kesimpulan bahwa itu yang kamu lakukan satu semester ini. Cukup. Cukup untuk mudah menyerah.
Penulis banyak membuat kesimpulan 1 semester ini, dimulai dari..
Uang buat beli kopi instan lebih besar daripada jatah uang buat makan.
That's true, di PWK khususnya ITS minggu-minggu paling menantang itu minggu pertengahan semester dan sekitar minggu akhir. Jadi kita cek seberapa pintar matematika kalian. Hahaha
Minggu-minggu yang bener-bener perlu kopi : Minggu 8, Minggu 14, 15, dan 16 berarti ada 4 minggu. Hari-hari produktif dalam 1 minggu ada 5 hari. Berarti 5 dikali 4 ada 20 hari. 1 kopi instan yang penulis beli bermacam-macam, tapi yang paling sering kopi kalengan, soalnya dinginnya tahan lama. Hahaha, maklum Surabaya panas. Tapi harganya 9000 kalo di
Atau...
Absensi kelas aja kalah sama absensi kehadiran di kelompok
Mengutip dari kata teman penulis, yang mungkin sudah disunting berkali-kali mengenai hal ini dengan kata-kata yang kurangnya seperti ini "kita tidak mempermasalahkan anaknya seperti apa, tapi kita butuh anak itu selalu ada"
Semua teman penulis lebih kurang setuju, tapi penulis harus mikir lagi... Kata-kata ini juga ingin penulis sandingkan dengan kata-kata GWS atau takes care atau sebuah privasi. Saat ini sudah sangat langka bagi seseorang yang mengatakan atau menyinggung kata-kata tersebut. Sangat minim. Penulis kadang miris bahkan sangat empati dengan orang yang berkaitan.
#ngemengopoto?
Penulis sejauh ini mengamati banyak anak yang ditanya kehadiran dan mereka bilang lagi sakit, ada izin mengurus keluarga, atau sedang dalam ketidakhadiran yang jelas, namun feedback yang diterima mereka ini sangat minim. Penulis mungkin salah satunya, atau salah duanya dari 2 pihak yang berbeda. Bukan penulis ingin dibelai dengan kata-kata manis seperti gws dan jaga kondisi. Tapi penulis jadi pihak yang harusnya mengatakan kata-kata itu aja dan tidak mengatakan kata-kata itu merasa kasihan. Jangan sampai hanya dengan kata-kata seperti itu dapat menutup sebuah toleransi seseorang. Kata-kata seperti 'maaf baru bales' atau 'oh gitu ya' daripada yaudah deh aja efeknya udah beda. Balik lagi, dari situ, yang anak-anak itu butuhkan pasti sebuah kehangatan keluarga. Ya selanjutnya bisa diteruskan sendiri menurut versi kalian.
Itu dulu deh, kalo panjang-panjang takut kalian bosen, ingat me-refresh diri sebenernya tidak perlu waktu yang tepat dimana, tapi bisa kapan aja. Minggu 16 semangat.
Bye...
Komentar
Posting Komentar
Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)