HAI~
Udah lama ya penulis gak nulis, penulis juga jarang muncul.. Udah lama.... dan selama ini penulis juga mendapatkan banyak hal.
#Apaan sih penulis?
Iya, apa-an.
Penulis lagi jenuh, bukan jenuh, tapi.. bukan kehilangan motivasi, bukan. bukan. tapi...
hmm.. penulis tidak tau apa
Yang pasti saat pulang dari kampus, penulis tidak ingin cepat-cepat kembali ke kos, penulis juga tidak ingin berlama-lama di kampus, penulis juga tidak ingin ke perpus pusat dimana itu merupakan tempat yang bikin penulis menjadi orang yang benar-benar beda. Perpustakaan Pusat ITS, lantai 4, ruang reserve, merupakan tempat terbaik penulis untuk meremajakan diri, selektif dalam boros waktu, dan seperti layaknya seorang filsuf yang memandang jauh dari pikirannya dengan duduk diantara kafe-kafe eropa. Ya, tempatnya dingin, ber-wifi, banyak buku baru, dan bau ruang reserve yang penulis suka. The best part came when it takes in the afternoon about half past 3 to 5 pm. Sunyi. Pikiran penulis selalu bergelora untuk meluluskan semua buku sebelum penulis wisuda, hmm, mungkin klise, but penulis akan berusaha keras tentunya, hahaha.
Namun, perpus pusat bukanlah pilihan penulis saat ini. Setelah urusan selesai di kampus, penulis benar-benar seperti orang yang tidak bisa menghentikan lajunya sepeda motor penulis. Ingin saja berkelana namun kemana? Minggu-minggu ini bukanlah hal yang tepat keluar dari zona kelompok kuliah.
Penulis seperti Eric Weiner, seorang petualang pemurung yang sedang berjalan-jalan mencari kebahagiannya mungkin cocok dengan penulis saat ini. Tapi bedanya ya, penulis tidak bisa (belum bisa) berjalan-jalan.
Sometimes, penulis ingin cerita banyak kepada kalian (yah, mungkin gak ada yang baca) Tapi mungkin penulis belum bisa. Penulis tidak ragu apa pilihan penulis saat ini, tidak sama sekali. Namun yang membuat penulis gentar adalah mungkin saat ini apa yang ada didepan penulis adalah sebuah efek samping dari apa yang penulis pilih. Penulis hanya terpaku, maracau, melamun tak jelas, gundah gulana, namun tak ada satupun kata untuk berbalik. Tak ada keraguan hingga harus berbalik. Apakah itu baik? Ataukah penulis harus berbalik?
Penulis terlalu meracau malam ini, terlalu sibuk mencari bahan untuk ditertawakan hingga untuk menghibur sendiri. Membahagiakan diri sendiri (?) Tidak. Itu bukan kata yang tepat. Kata bahagia terlalu sakral untuk penulis pakai saat ini, didepan laptop, dengan kaleng kopi yang telah kosong. Kafein ini mungkin tidak membuatmu lebih tenang dalam tidur, tidak memberimu waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu, tapi kafein ini dapat membuatmu terdiam lebih lama, ya seperti seorang filsuf yang terbayang-bayang akan dunia (berpikir positif). Stay positive!
Udah lama ya penulis gak nulis, penulis juga jarang muncul.. Udah lama.... dan selama ini penulis juga mendapatkan banyak hal.
Terlalu naif apabila disebut sebagai tape recorder yang selalu merekam semua kejadian dan menyimpannya begitu saja, terlalu naif memang bila menunggu seseorang yang hatinya tergerak untuk mendengarkan tape recorder yang selalu berada ditempatnya dan menjadi usang. Sampai saat ini semua yang tape recorder serap itu memang tak berguna, bahkan apabila sudah ada orang yang merekam diingatannya dan dia bukan orang yang tepat. Semua yang tape recorder katakan hanya menjadi sesuatu yang semu belaka.
#Apaan sih penulis?
Iya, apa-an.
Penulis lagi jenuh, bukan jenuh, tapi.. bukan kehilangan motivasi, bukan. bukan. tapi...
hmm.. penulis tidak tau apa
Yang pasti saat pulang dari kampus, penulis tidak ingin cepat-cepat kembali ke kos, penulis juga tidak ingin berlama-lama di kampus, penulis juga tidak ingin ke perpus pusat dimana itu merupakan tempat yang bikin penulis menjadi orang yang benar-benar beda. Perpustakaan Pusat ITS, lantai 4, ruang reserve, merupakan tempat terbaik penulis untuk meremajakan diri, selektif dalam boros waktu, dan seperti layaknya seorang filsuf yang memandang jauh dari pikirannya dengan duduk diantara kafe-kafe eropa. Ya, tempatnya dingin, ber-wifi, banyak buku baru, dan bau ruang reserve yang penulis suka. The best part came when it takes in the afternoon about half past 3 to 5 pm. Sunyi. Pikiran penulis selalu bergelora untuk meluluskan semua buku sebelum penulis wisuda, hmm, mungkin klise, but penulis akan berusaha keras tentunya, hahaha.
Namun, perpus pusat bukanlah pilihan penulis saat ini. Setelah urusan selesai di kampus, penulis benar-benar seperti orang yang tidak bisa menghentikan lajunya sepeda motor penulis. Ingin saja berkelana namun kemana? Minggu-minggu ini bukanlah hal yang tepat keluar dari zona kelompok kuliah.
Penulis seperti Eric Weiner, seorang petualang pemurung yang sedang berjalan-jalan mencari kebahagiannya mungkin cocok dengan penulis saat ini. Tapi bedanya ya, penulis tidak bisa (belum bisa) berjalan-jalan.
Sometimes, penulis ingin cerita banyak kepada kalian (yah, mungkin gak ada yang baca) Tapi mungkin penulis belum bisa. Penulis tidak ragu apa pilihan penulis saat ini, tidak sama sekali. Namun yang membuat penulis gentar adalah mungkin saat ini apa yang ada didepan penulis adalah sebuah efek samping dari apa yang penulis pilih. Penulis hanya terpaku, maracau, melamun tak jelas, gundah gulana, namun tak ada satupun kata untuk berbalik. Tak ada keraguan hingga harus berbalik. Apakah itu baik? Ataukah penulis harus berbalik?
Penulis terlalu meracau malam ini, terlalu sibuk mencari bahan untuk ditertawakan hingga untuk menghibur sendiri. Membahagiakan diri sendiri (?) Tidak. Itu bukan kata yang tepat. Kata bahagia terlalu sakral untuk penulis pakai saat ini, didepan laptop, dengan kaleng kopi yang telah kosong. Kafein ini mungkin tidak membuatmu lebih tenang dalam tidur, tidak memberimu waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu, tapi kafein ini dapat membuatmu terdiam lebih lama, ya seperti seorang filsuf yang terbayang-bayang akan dunia (berpikir positif). Stay positive!
ngoahaha butuh waktu untuk mengerjakan tugas tapi malah nulis ginian, hmm logis :p
BalasHapusmaksudnya? wah kamu harus mencermati lagi, yan.
Hapus