Langsung ke konten utama

[Baper Pagi-Pagi] KISAH TENTANG TELUR

Hai guys, selamat berlibur di hari kecepit ala anak-anak kuliahan kayak penulis ini (jumat gak ada kelas, sih!)

Pagi-pagi gini harusnya diisi sama kegiatan yang berfaedah ya, kayak olahraga, yoga, ke pasar, belajar, masak (ada komanya), dannn sebagainya.

Iya nulis blog ini unfaedah emang, hahaha. Jangan baca deh kalian nanti nyesel! Eh, tapi kalau yang mau baca juga gapapa. Gapapa deh, baca aja. Sok dibaca #LAH! Jadi Maksa

Cuman pagi-pagi gini penulis lagi mau curhat.
Ini masih ada hubungannya sama satu bulan masa penghematan, hubungan jauh sih (bukan LDR)


Jadi sebenernya pagi penulis juga pinginnya diluangkan untuk salah satu kegiatan berfaedah kayak diatas. Penulis mau bikin pancake ceritanya. Udah tuh penulis googling

Bahan-bahan pancake:

Tepung ✓

Gula ✓

Garam ✓

Baking Powder ✓

Cocoa Powder ✓

Telur ✓

Milk... ??
Ceritanya tadi pagi penulis gedor-gedor kamar Mbak Din sama Sherly, kali aja ada yang punya susu bubuk atau milo, apalagi kalo UHT hehehe. Terus akhirnya gak ada yang bukain, yah, yaudah belum pada bangun kali ya, atau pada keluar. Jadi, penulis balik ke kamar, ngerjain yang lain dulu. Buat teh, dengerin lagu, online, download-download dulu. Tiba-tiba ada yang ngetok, Sherly. Terus sekalian malakin. Akhinya dapet deh 1 sachet milo :)

Milk ✓

Terus, penulis udah seneng tuh. Akhirnya udah lengkap bahannya, mari let's go!
Akhirnya penulis mulai ngeluarin bahan-bahan buat absen satu-satu. Pertama susu, terus tepung, terus...

eh iya...

telurnya diatas..

yaudah tuh penulis ngambil ke lantai 3 (berhubung kulkasnya di lantai 3)

buka kulkas...

JENG JENG JENG!

Loh telurnya gak ada? Tempatnya juga?

INI UDAH KEDUA KALINYA TELUR TINGGAL SATU TERUS ILANGGGGGGGGGGG!

INGIN BERKATA KASAR!!!!!
.
.
.

BANG....

BANGEEEEEETTTTT!!

INI UDAH KEDUA KALINYA PENULIS NARUH 1 PACK TELUR DAN TELUR TERAKHIR SELALU ILANG.

Memang mengecewakan.


Terus penulis tutup tuh kulkas. Lari turun tangga ke kamar yang paling rame waktu itu (kamar Sherly, karena ada mbak Din juga)

Penulis teriak (dan cerita kalau telur penulis ilang)
.
.
.

Nangis
.
.

Nangis

Nyesek.
Dalemmmmmm banget, kehilangan sebuah telur. Telur terakhir.
Dalemmmmmmm banget, kayak kehilangan doi.

INI JUGA KEDUA KALINYA PENULIS GAGAL BIKIN PANCAKE! Yang kemarin gara-gara gak ada telur, eh, taunya sekarang juga.



Bisa sih sebenernya penulis beli telur, tapi penulis mikir, kalau beli telur demi buat pancake, mending gak usah. Toh, mending beli beras, ye kan! Ya, ceritanya nyambung sama bahan-bahan makanan penulis yang mulai habis juga, salah satunya beras yang udah tinggal sekali makan aja
.

Penulis nangis banget tadi, gatau kenapa. Nyesek parah, desperate juga! Kayak penulis udah ngitung kalau tanpa telur ini penulis besok gak bisa makan. Ya, itu bisa jadi.

#Bukan karena perasaan penulis ditinggalin telur kayak perasaan penulis yang ditinggalin seseorang, kan?
Aku rasa telur sekarang sudah nyaman dengan pemiliknya yang baru. Yang terbaik aja lah buat dia.

#Tuh kan baper beneran..
Iya woy! udah baper daritadi. Kurang apa coba aku buat si telur!

#Sabar penulis
Sakit nak, sakit!

#Udah ah, drama. Sono puter lagu galau athem nya!
Yoi (lagi puter lagu Taylor Swift dari unreleased demo sampai IDWLF, yuhuu!)

Udah ya, bye!


🎶 she had to know the pain was beating on me like a drum~ she underestimated just who she was stealing from!~
.
.
.
.
soon she's gonna find stealing other people's toys on the playground won't make you many friends!
.
She should keep in mind~ she should keep in mind~

#Astagfirullah, udah penulis~ jangan diterusin! Apalagi sampai lirik....
There is nothing I do better than revenge~

#ASTAGFIRULLAH, PENULIS!
Astagfirullah, kenapa? Penulis cuman nyanyi (sambil senyum miring, sih!>> 😏)
.
.
.
Bercanda kok :)
Itu lagunya Taylor Swift - Better Than Revenge, tidak baik dikonsumsi dalam keadaan tikungan (menikung teman)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka