Langsung ke konten utama

Insecurities

 Hi 😌

How are you gaes? Hope you are doing a great time!
#Tidur, penulis
Ehehehe iyaa~

Penulis lagi gatau sebenernya malam ini mau ngapain, tapi sebenernya ingin menghindari blog juga. Penulis saking gataunya cuman ingin rebahan dan ingin mengikuti arus aja..... dan hal yang kayak gini jarang penulis temukan di hari-hari sebelumnya.

Sudah 2 minggu + 5 hari penulis mengalami hari-hari yang sibuk dan melelahkan, bukan penulis banget. Sebelum beberapa minggu ini, penulis selalu memiliki waktu me time seharian yang digunakan untuk kontemplasi, blogging, dan refreshing. Tapi akhir-akhir ini, me time pun penulis ga punya saking padatnya kegiatan penulis dari pagi hingga malam. Mulai dari kegiatan kantor, kegiatan bersama teman, sampai kegiatan baru yang penulis ikuti kemarin. Semua itu diikuti dengan input apapun yang masuk dalam pikiran penulis dan terus masuk tanpa ada satupun yang keluar. Sampai suatu saat kepala penulis merasa penuh dan berat. Dan saat itupun, tidak ada satupun yang bisa dikeluarkan dengan waktu yang sangat sibuk.

Dampaknya yang bisa penulis rasakan saat ini adalah suka tersinggung dan lebih keras kepala, tidak stabil dalam hal mental dan emosional, terutama adalah insecurities yang tinggi.

Emosi penulis sebelumnya sudah di reset setiap pagi agar awal hari menjadi terasa menyenangkan. Namun akhir-akhir ini, me-reset pun sudah tidak terkejar. Sehingga, banyak hal yang membuat penulis tidak nyaman disimpan dan ditumpuk dalam hari ke hari.

Insecurities adalah penyakit yang membuat kegiatan kita tidak se'hidup' yang biasanya. Tertekan, menjadi next step ketika hal insecurities sudah terlalu penuh di pikiran kita.

Insecure mengenai apakah penulis dijelek-jelekkan atau diomongin dibelakang oleh bos penulis, insecure mengenai bagaimana integritas yang selalu disindir bos penulis, insecure mengenai suatu saat akan dipecat, insecure mengenai apakah penulis sudah menjadi teman yang baik, insecure apakah penulis sudah berbuat baik dengan teman kos penulis yang selalu menekankan untuk melakukan hal apa yang orang sudah lakukan ke dia, insecurities mengenai banyak hal.

Hal-hal diatas belum sempat penulis renungkan dan cari obatnya. Meski beberapa waktu lalu sudah sempat dipikirkan dan penulis mengatakan masa bodoh, tapi ternyata, insecurities itu balik lagi dengan lebih besar. Akhirnya mungkin meneteskan air mata sedikit-sedikit, tidak melihat tempat.

Kalau masa bodoh tidak cukup, artinya penulis harus membicarakannya pada orang tersebut. Penulis melakukan itu minggu kemarin, dan berhasil.. satu insecurities hilang. tapi yang lainnya, bukan tidak mungkin untuk dibicarakan, tapi belum saatnya.

#sampe kapan saatnya, penulis?
belum tahu, tahun depan, mungkin.

*
UPDATE:
Tapi penulis agak mendingan pagi ini. Weekend ini mungkin jadi me time penulis dan mulai me-reset semua hal, menata ulang lagi. mungkin tidak perlu tunggu tahun depan atau minggu depan. Hari ini juga bisa.

Mari berjuang bersama-sama!
Penulis bersyukur, setidaknya penulis tau stress relief penulis seperti apa. Me time, seperti menulis, menonton film, dan olahraga adalah stress relief penulis, dimana itu adalah hal yang sangat penting untuk memanajemen persepsi dan emosi. Agar semua tetap balance, yang di hati maupun mental, agar tidak menumpuk terus menerus, agar bisa 'hidup' besok dan lebih 'hidup' esok.

Kalau kamu belum menemukan stres relief yang tepat, gapapa.. dicari pelan-pelan. 😊

Komentar

  1. Mau sampai kapan meneteskan air mata?

    BalasHapus
  2. Kamu yang kuat dalam menjalani hidup, ya. Sebisa mungkin sepositif mungkin. Temukanlah selalu cara untuk bahagia. Salam rindu, eheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga buat anon. Selalu tangguh menghadapi hidup juga yaa~

      Hapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka