Langsung ke konten utama

Minggu Sore di Suasana yang Baru - part 1



Setelah sekian lama tidak menulis blog, rupanya ini saat-saat yang pas untuk nulis.

Di sore hari minggu, dengan duduk diatas kursi dan laptop di atas meja, dan rambut disanggul *abaikanrambut. Oiya sekarang penulis sudah mahasiswa. MAHAsiswa. Padahal dalam kenyataannya, maha = maha = maha. Susah. Penulis gak gede lo kayak buto, nggak. Tapi jadi mahasiswa dengan suasana gaya belajar yang baru, ospek sana sini *ups, pengkaderan maksudnya* membuat penulis lebih kayak ngeeksplor apa yang penulis ingin lakukan.

Oiya cerita dulu aja.


Pas penulis dapet tiket sbmptn itu, penulis dieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeem lama, gak percaya. Dapet ITS. Gilak. Terus besoknya, penulis shock
*Ya ampun gimana kalo aku yang paling bodoh disana
*Ya ampun gimana aku bisa bertahan
#Udah kayak yang kritis aja -_-
*Aku bisa bertahan gak nerima pelajaran yang selama ini aku belum tahu
*Aku mampu gak? mampu gak? maAMMPUUUU GAKKK?!
 
Minder, sumpahhhhhhhhhhhhhhhhh, berminggu mingguuu
Penulis juga waktu itu nanya ke temen penulis, gak ada satupun cewek yang masuk ITS. Bayangin, di tempat orang, penulis sendiri. *untung sekarang ada mbak Din*
Tapi semua sugesti itu hilanggggggggggggggggggggggggg karena penulis sudah dibekali kuliah umum dari om/tante penulis. Tapi bukan berarti 100% ilang hanya gara-gara itu, justru yang paling ampuh adalahhhh kamu harus bisa buat sugesti baru di diri kamu.
Dan sugesti baru penulis apa, mau tau?
“They don’t know about me, do what you wanna do”
Jadi yang pada dasarnya penulis adalah orang yang malu-maluin, tambahhhhhh, malu-maluin. Tapi selama itu nambah ilmu, ya kenapa. Mencoba hal baru, selagi kamu gak terlalu tua untuk mencoba hal itu.

Jadi, penulis disini, di kamar kos yang belum pernah begini sebelumnyaaaaa

Oiya, penulis mau ngasih tau kenapa penulis bisa setegar ini, nah, penulis kan suka anime. Penulis suka ngeliatin gitu, anak2 muda disana udah mandiri, kebanyakan malah di apartemen. Penulis kadang pingin ngekos walaupun rumah penulis gak terlalu jauh *kalo dari SMA kerumah sih sekitar 10 km* penulis pingin ngerasain gitu, yang katanya temen2 penulis gak enak, nangis terus, sibuk cucian, penulis pingin tau gimana. 

Dan ternyataaaaa ~ halah cuman gini doang. Hahahaha


Artinya, apa yang kamu pikirkan, itu pengaruhnya lebih besar daripada apa yang orang lain pikirkan. Sugesti itu nyata, bro. It’s TRUE

Komentar

  1. Suuupppeerr sekali penulis yg udah jadi MAHASISWA!!!

    BalasHapus
  2. "halah cuman gini doang. Hahahaha"

    ^ caption this

    BalasHapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka