Langsung ke konten utama

My Lost Journey Intro


Haloo,
Udah lama penulis mau cerita soal perjalanan penulis kemarin, tepatnya 3 bulan lalu, tapi gak jadi-jadi dikarenakan penulis lagi me-reset system penulis dari awal. Dan... eng ing eng.. penulis baru kesampaian untuk merangkai cerita perjalanan penulis sampai saat ini. Sebenernya penulis masih nunggu foto-foto yang dikirim oleh Bu Yuni sebelum penulis bener-bener mau ngupload cerita semuanya. Tapi karena terlalu lama,, dan penulis keburu lupa. Jadi, penulis harus upload sekarang juga. Dan berhubung besok tanggal 27 dan lusa tanggal 28, itu artinya tepat 3 bulan penulis memulai semuanya.

OK! Ready to go?!
YIPPP!
I AM READY!!

Konten ini berisi perjalanan super menantang dan absurd yang penulis alami selama berpetualang sendiri beberapa bulan lalu. Cerita yang diharapkan dapat memotivasi siapa saja yang membacanya. Dari orang yang tamak ilmu tapi katrok, maka tulisan ini saya hadirkan dihadapan anda


Biar gak bosen, penulis bagi beberapa part. Mintanya berapa deh? 6 boleh deh ya, hahaha. Judulnya penulis buat eye-catching kok biar lebih ngenak. So,,,


Part 0 :
Mengenal Dia dan Dia
Part 1 :
All in a Day before D-day - Culture Shock - Melalangbuana (Hoofdorp)
Part 2 :
F**king Mandiri - Humble Welcome - First Challenge (Amsterdam)
Part 3 :
Ketemu Keluarga Baru - Dari Rumah Ke Rumah - Berada di Rumah
Part 4 :
Sejarahwan Amatir - Studio Ghibli Addict - DILAMAR
Part 5 :
So Dare to Bolang - Khilaf Sesaat - Back to The Reality (as Colleger)
Part 6 :
Suatu Kegoblogan - Last Day was Tearjerker


I was so happy and still happy. Amsterdam adalah kota yang bisa buat orang-orang (baik local maupun pendatang) merasa nyaman, dimanapun dan dalam keadaan apapun, termasuk waktu kamu sendirian sekalipun. Amsterdam bisa buat suatu kejadian kecil adalah sebuah memories yang manis, kehampaan yang selalu terobati dan tempat dimana kamu bisa menangis karena kamu terlalu baik untuk berada di kota yang penuh kenyamanan ini. Typical dutch, bitterbalen, harring, mollen, dan aroma khas mereka membuatmu benar-benar seakan dirumah, rumah yang selalu diartikan sebagai tempat terbaik berada dan berlama-lama didalamnya. Yaps, it was not just words but truly feeling indeed. Anytime I feel happy coming back

#LOH PENULIS KE AMSTERDAM?!
Yaps! Hahaha
#NGAPAIN? IH GAK NGAJAK!
Hehehe

Ditunggu ya postingan selanjutnya :)

Komentar

  1. hai penulis! salam kenal!
    Yes I Enjoy to read your blog:)
    I'm not forget to comment :)
    I Have done to follow :)
    I do to vote too :)
    and..
    I will be your friend! wkwk
    btw, si pembaca ingin merequest ke lanjutan cerita ini yang 6 part, tapi kenapa baru di post part 0 saja ya??? pembaca penasaran kelanjutan ceritanya, 1 tahun menenunggu~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hey zulfa,
      I already your friend, btw.
      No, my twins. hehe

      maaf banget ya karena harus stuck di part 0, sebenernya part 1 udah di persiapkan. Tapi ya karena kondisi penulis yang bener-bener mendaki gunung lewati lembah (re: bingung) jadi penulis ga bisa buat publish dengan cepat. Doakan penulis saja bisa melalui ini, jadi penulis bisa upload lagi, hehe

      Hapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka