Langsung ke konten utama

LIW (explicit)

Penulis yakin kalian bakal benci postingan yang satu ini
Yap!
Pasti beberapa dari kalian tidak setuju
Hm, mungkin
ini adalah persepsi yang berbeda


Ga tau
Hanya kepikiran sekilas
So, here we go
💢💣

I think love is so weird
The moment
when love chooses you
and suddenly you must facing it
How can people enjoy the moment
to wait for love

when love approaches you
and suddenly your feet are afraid
to step and run away
your tongue tied and can not ask for help
How can people excited that moment
to welcome love

then,
when love come closer
and suddenly your brain stop working
realistic
and you can not help yourself to think
the other
unless Love
How selfish you are, love

next,
when love didn't want to move
and suddenly all your body doesn't feel good.
trembling
butterflies seem fly around the stomach
and fuck
cover the heart with their wings
so it can't breath easily
and they covered again
so the heartbeat is going faster
That's freaking wrong, love


last,
when love gives you choices
and remembering
Others said let it flow
How's possible you even follows the flow

When the flow is running out by time

and time freeze at the point

and the point is you.
Damn!

💢💣

Penulis gamau komen, hanya kepikiran aja sama perspektif lain yang penulis lihat
dan mungkin dirasakan.
tapi penulis lagi tidak ada apa-apa kok
hehehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka