Langsung ke konten utama

SURVIVING ANAK KOS

LOL! LOL! LOL!


Hai!!
Hari ini adalah hari pertama penulis dalam percobaan satu bulan penghematan. Sebenarnya, uang jajan penulis sama seperti sebelumnya (mungkin udah pernah dibahas ya sama penulis berapa duit), tetapi yang bikin special dalam trial ini adalah penulis harus menghemat dua ratus ribu perbulannya. Ya, walaupun target penulis 500,000 sih, tapi kayaknya gak bakal mungkin. Gimana bisa hidup di Surabaya dengan uang 250000 per bulannya.

#Ya bisa sih penulis sering-sering pulang kerumah bawa makanan yang banyak buat di kos, deh.
Ya memang bisa sih, tapi ongkosnya itu yang mahal 100000 lebih bisa buat pulang pergi ditambah penulis kadang gak enak sama orang tua kalau pulang dikasih bonus, hehehe. Penulis baru sekarang sih nyadar diri.

Terus ya, akhir-akhir ini penulis banyak banget bucket list/wish list nya. Heran deh! Dimulai dari perawatan diri sendiri, keperluan-keperluan hobi, investasi barang-barang masa depan (tanyain mbak din deh artinya apa), liburan bareng Annisa (teman penulis), SE, internship/magang, sampai S2. Gimana coba dalam 2 tahun ini semuanya terpenuhi (ya setidaknya itulah guna bucket list, hehehe).

Parahnya lagi adalah hm... sebenernya ini privasi banget, sih tapi karena ada kemajuan jadi gapapa deh dibeberkan. Jadi, selain list diatas penulis juga udah nambahin nabung buat masa depan. Hmm,, maksudnya itu di lain S2 dan Internship ya.

Mmm.. penulis malu nih ngomong. Ya intinya buat penulis sama jodoh penulis nanti
#Berarti mau nyari nih penulis?
Nggak juga, sih.
#Nggak takut-takut lagi?
Masih takut, itu kan nafsu
#Ih, penulis! Bukan gitu. Hmm...

Ya entah itu kapan, dimana, siapa, dan bagaimana yang penting penulis juga ingin berpartisipasi dalam membangun...
#apaan deh! kok jadi kesini-sini
Eh, iya maap yak. He he he. Penulis keterusan, terlalu terbawa suasana.

Itu nanti aja dipikirin setelah penulis magang di Jepang ya, Amiin.

BALIK LAGI
Jadi ada kelucuan di hari pertama percobaan sebulan ini. Intinya kalau kamu mau berhemat, hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah kondisimu, apa yang ada disekitarmu. Dari situ kamu bisa meminimalisir apa yang dibelanjakan atau apa yang benar-benar dibutuhkan nantinya.

Dan penulis udah lihat sih disekitar penulis. Jadi ini ceritanya... maunya... sambil menyelam minum air. Karena penulis punya olive oil, jadi penulis memutuskan untuk sekalian aja makan sehat dengan bahan-bahan yang sama dalam satu minggu dengan olahan berbeda. Hari ini menunya adalah salad sayur. Sekalian karena penulis kangen masakan Tam, hehe.

((Tam itu si bule.. hehehe. Nanti deh penulis ceritakan))😌

Jadi, si Tam ini pernah buatin penulis salad sebagai first impression buat penulis. Salad sayur sama roti. Penulis lihat tuh bahan-bahannya dan itu enak banget. Gak kelihatan makanan anak diet gitu, tapi sehat. Jadi sekarang ini penulis buat makanan yang sama kayak Tam.

Penulis sebenernya agak fobia dengan air di Surabaya ini, hehehe. Lihat makanan yang dibuat Tam itu seger dan kayaknya gak di rebus gitu, tapi enak beneran. Terus penulis fobia juga sama bahan-bahan Surabaya yang gak dimasak, hahaha. Jadi karena kalo di Situbondo beda jauh banget sama Surabaya, meskipun sama-sama daerah pesisir, panas, tapi Situbondo lebih alami, dari segi air bersih sama lingkungannya. Kalo di Surabaya kan air bersihnya udah gak layak minum. Jadi bahan-bahannya penulis rebus semua, wkwk. Absurd banget! Terus penulis tambahin tauge lagi, ngapain cobak?!

Dan kalian tahuuuuu............... gak enakkkkkkkKKKKK!!

Sedih.
.
.
.

Karena gak terbuang sia-sia dan penulis sudah buat nih ceritanya dan penulis sudah berhemat. Maka,,, penulis yang emang orang Indonesia tulen punya solusi.

Ini malu-maluin, sih.

Apa yang beda ya dari masakan Tam.

Masih gak terima.

Baru hari pertama loh!

Penulis juga udah buat jadwal menu masakan selama 7 hari kedepan lagi.

3 diantaranya salad sayur!

#WOY PENULIS JADI GAK NGASIH TAU SOLUSINYA APA?!
Hmm..

Iya..

Bentar.. penulis mikir dulu.

Kasih tau gak ya?

Solusinya adalahhhhhhhhh

"SAMBEL PECEL BU PRAPTO"
Sambel pecel buatan tante penulis yang ada di Pasirian, Lumajang. Detik-detik terakhir sebelum pulang dari Lumajang, mama penulis nyisipin sambel pecel di tas penulis yang awalnya penulis tolak, hehehe.

Hastag: #lidahIndonesia #Maklumiaja #Banggasambelpecel #SambelPecelisMyHero

Udah gitu aja.

#Jadinya apa penulis?
Ya jadinya bukan salad sayur sih, lebih kearah gado-gado pake sambel pecel.
#Dasar! Antara lidah Indonesia sama gak bisa masak. Beda tipis.
Santai cuy! Enjoy aja. ((hiks hiks kangen masakan Tam))


Ketika western healthy food gone wrong, hmm.. senyumin aja pake sambel pecel

😏😊


Komentar

  1. wew idaman nih udah nabung buat nikah aja mantaaap (y) pecel indonesia termasuk salad kok asal ga pake nasi wakakakakk

    BalasHapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka