Langsung ke konten utama

UNTUKMU, YANG INGIN MENOLEH PADAKU




Untukmu,
Ini sajak-sajak iseng dariku
Jangan diambil hati
Tapi jangan juga kau tak acuhkan

Untukmu,
Yang ingin menoleh padaku
Berharap aku juga menoleh padamu
Namun jangan,
Jangan tunggu sampai aku menoleh padamu
Karena aku sedang tak ingin melihat lawanku

Untukmu,
Yang terlihat gagah membawa kuda putih kesayanganmu
Jangan takut tersesat dalam hutan mantraku
Apalagi tersesat dalam labirinku
Bukan,
Itu bukan permainanku
Namun, itu hanya pertahananku

Untukmu, 
Aku tak memaksa untuk terus berjaga
Dalam ombak yang menggulung lebat
Dan bersiap kapalmu porak poranda
Tapi disitulah aku
Dalam balutan dinginnya malam
Dan dalam terangnya pantulan sinar rembulan
Tenggelam diantara hamparan laut yang luas

Maka jangan
Jangan kau tunggu sampai aku berbalik kearahmu
Apalagi menengadahkan wajahku kearahmu


#Pertanyaannya, emang ada ya yang menoleh ke arah penulis?
ADA!
Pasti ADA!
Allah SWT menciptakan kita berpasang-pasangan
dan meski hati ini belum siap untuk segera diisi
tapi hati ini juga ga penuh
dan meski bukan sekarang waktunya
tapi mulai sekarang adalah waktu yang tepat untuk berbenah diri

#Bijak sekali, penulis
karena setelah ombak yang besar akan terdapat laut yang tenang. Disitulah indahnya malam dengan sinar rembulan yang memantulkan cahayanya pada lautan

Komentar

  1. yang menoleh banyak kok thor, authornya aja kadang ga sadar ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah masalahnya kadang disitu non, reminder juga sebenarnya. Sipp

      Hapus
  2. Aku noleh ke kamu deh thor, gimana ? hehehe

    BalasHapus
  3. Aku ga ngerti makna nya, tp entah knp aku suka tulisannya walaupun aku ga ngerti .Entah knp justru jd bayangin ttg alam sungguhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus diulang kayaknya buat mengerti maknanya hehe. Jadi pingin denger deru ombak dipantai malem malem kan jadinya? Wkwk

      Hapus
  4. "Itu bukan permainanku
    Namun, itu hanya pertahananku"
    Well
    Semoga penulis bisa lebih peka dan senantiasa istiqamah dalam menjaga dan menyiapkan serta memperbaiki diri
    Penulis wanita baik2 kok, insyaAllah jodohnya juga baik dan dapat mengerti penulis
    Semangat, cepat kelar skripsinya
    Jangan post galau terus haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak buat anon yang satu ini. Bener-bener nyess, nice. Makasih non, semoga doanya balik ke anon juga :)

      Hapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka