Langsung ke konten utama

Ironi Sebuah Cerpen Saya #1

Heyyy!
Kali ini penulis mau nge publish sepenggal cerpen buatan penulis. Sebenarnya, cerpen ini tugas dari Pak Guru tercinta kepada kami. Tugasnya pun di kumpulkan Rabu ini. Tapi penulis lagi gak sabar buat posting. Ya udah deh, treasernya aja dulu di lihat ya :DD

Udah Siap???

Afikaa!!!! Ayo baca juga! #Loh!


IRONI SEBUAH PERPISAHAN
Oleh :Qonitah Rafiusrani
Suatu hari di persimpangan tua ini, aku akan mengelus dada. Betapa pahitnya kesabaran ini dan betapa jahatnya mereka yang telah memisahkanku dengan adik-adikku. Jika kau menjadi seperti aku, mungkin kau akan berfikir untuk diam saja dan menikmati kenyamanan hidup. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka pergi, aku tidak akan balas dendam, aku hanya ingin mengambilnya kembali.
S
emenjak orang tuaku pergi, hidup kami dipenuhi dengan suasana was-was dan khawatir. Akulah yang saat ini menjadi kepala keluarga diantara adik-adikku. Tapi itu tak menjadikanku beban apapun untuk mengurus adik-adikku, aku malah senang bisa lebih dekat dengan mereka.
Hari-hari berlalu, sampai pada suatu saat ada sekelompok orang yang cukup tua menghampiri rumah kami. Rupanya mereka adalah orang-orang dari yayasan panti asuhan, mereka memberi kami kesempatan untuk tinggal dengan mereka. Ya, aku tahu mungkin kami terlihat seperti anak-anak kecil tanpa orang tua, tapi kami bisa melakukan apapun sendiri. Apalagi jika kami harus jauh dengan rumah ini, rumah ini membuat kami merasa nyaman dan merasa bahwa kami masih dekat dengan ibu dan ayah, kami juga merasa lebih tenang karena kami dapat mengenali bau yang melekat dirumah ini, kami juga hafal dengan tatanan seisi rumah ini. Tentu saja, aku menolak mereka untuk membawa kami.
Pikiranku tentang Petugas Panti Asuhan yang ingin mengajak kami ke tempat mereka mendadak hilang,  ketika seisi rumah mendadak berbau beda, adik-adikku pun merasakan hal yang sama. Hawanya pun menjadi tak nyaman, suasana dan perasaanku bercampur antara was-was dan khawatir. Tiba-tiba ada suara yang berasal dari pintu.
“Tok-tok”. Siapa yang datang malam-malam begini? Batinku.

Sampai sini dulu ya!!! Minta banyak komen. Soalnya perlu banyak revisi. Ntar kalo udah hari H-nya dikasihkan. Okelah kita kasih sepanjang-panjangnya cerita :DD 
Byee!

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. silahkan :D
      masa' sepenggal doang? ckck.
      Saran dulu, ini bagus apa gak? :D

      Hapus
  2. Balasan
    1. Sih, belum habis juga ceritanya mbak.
      Atau sudah tau rupanya ceritanya? Wah! Selamat :)

      Hapus
  3. Saya kn pnya ikatan batin yg kuat dg cerita mu. Jadi ya, secara tdk lngsung saya sdh tau

    BalasHapus
  4. qon, saya copas ya, heheheh, ada tugas, thx muaach :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya wing..
      Haha, itu aja saya buat untuk tugas :D

      Hapus

Posting Komentar

Buat mbak, mas, kakak, adik, bapak, ibu, bude, tante, paman, pakle', saudara-saudari silahkan suaranya ditulis :)
No Junk loo ya!! Salam damai :)

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka