Langsung ke konten utama

BIS Supeer Supeer Ada Aja!! #2

Hari besoknya.. "7 Juni 2012" 



Penulis seperti biasa pulangnya naik bis.. Tapi penulis bareng farah dan yuyun.. Penulis nyampek Terminal udah penuh bisnya, tinggal beberapa tempat duduk, dan kita gak bisa duduk bareng-bareng, semuanya kepisah. Ya udah akhirnya penulis duduk di tempat duduk belakang yang sampingnya langsung nge-pas sama pintu. Penulis duduk ditengah, disamping ada ibu-ibu yang nasehatin penulis, ibunya baik. Terus beberapa menit kemudian tempat duduk penuh semua...

Bis akhirnya pun jalan juga, tapi penumpang lain masih banyak yang masuk bis, padahal udah penuh. Nah, salah satunya yang masuk itu ada 4 orang yang kayaknya habis dagang, bawa tas yang besar banget, isinya gatau apa tapi kayaknya itu barang dagangan. Dari 4 orang itu ada 1, mas-mas guaaanttenggg.. Karena gak ada tempat duduk mereka berdiri. Si kernet sempat nyuruh mas yang ganteng itu maju kedepan, tapi dia gamau :D Mereka semua kayaknya dari bandung, bukan kayaknya lagi se, emang iya. Soalnya selama perjalanan mereka bicaranya pake bahasa Sunda tokk.. Haha, baru tau live-nya orang ngomong pake bahasa Sunda kayak gini :D

*capcus langsung waktu penulis mau turun yaa~

Udah sampek jembatan, penulis mau turun tapi Kondekturnya belum ke penulis, jadinya penulis harus kedepan dulu buat nemuin kondekturnya -bicara empat mata- *eh! bukan, maksudnya penulis harus bayar uang dulu. Dan pada saat itu ramenya mintak ampun. ckck. Terus penulis tangan kiri megang tas, tangan kanan pegang uang, penulis gak pegangan satu apapun. Penulis harus nyandar jadinya biar gak jatuh kedepan (ke pintunya) dan waktu itu pas banget anginnya kenceng.

Teruusss,,, di tolongin mas guanteng deh~~ *dibantuin apa, gak usah diceritain deh :D*

Nah, udah clear masalah itu, penulis tinggal turunn..

DAN MEMALUKANNYAAA!!!~~
Penulis hampir kepeleset!!! Bukan hampir sih, emang udah kepelesetttt -_-

Penulis gak bilang apa-apa, cuman si kernet sama mas guanteng malah spontan bilang : EH! EH! EH! EH! EH!

~apa dunia ini kebaliik~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka