Langsung ke konten utama

Isengomik : Demi Tiket Konser

Hey guys,

Wah, kayaknya penulis gak ada matinya nih walaupun yang namanya ancaman UN lah apalah, tapi penulis sebisa mungkin setia dengan blog ini, walaupun kenyataannya yang baca itu bakal diiikkii~ ya nol lah mungkin atau gaada, atau penulis sendiri yang baca tulisan penulis lagi. -_-

Pengumuman dikit yah, kebanyakan tulisan penulis yang sekarang ini RAW atau gak diedit dulu, jadi maaf kalo ada salah kata, terlebih kalo ada kalimat yang sama sekali gak nyambung *kayaknya tulisan ini ganyambung juga deh*

Nah sekarang penulis gak lagi curhat yang amburadul kayak kemarin, walaupun kenyataannya artikel ini amburadul. Jadi penulis mau kasih lihat kalian hasil edit-edit absurd dari penulis. Ini bukan ngedit foto selfie atau ngedit efek memperputih wajah ya, tapi ya lebih ke seni, bukan sih, lebih tepatnya lebih ke quality time, entah sama keluarga penulis, temen-temen, atau penulis sendiri *alay*



One day, we will be remembered - Taylor Swift "Long Live"

Jadi penulis iseng-iseng buat ini gara-gara kemaren ada quiz gitu, hadiahnya Tiket Konser Taylor Swift, katanya disuruh foto bareng merchandise atau gambarnya Taylor Swift. Wah penulis berfikir keras mencari ide buat gituan dan dapatlah begini hasilnyaaa~



Dan kalian mau tau gak hasilnya??? Mau ya mau? *Krikkk-krikk-krik*

Hasilnya *nothing*. Jangan ngasihanin penulis, pliss, jangan! Penulis gak butuh, penulis butuhnya doa sama dukungan. Penulis gak nyerah, next time, penulis dengan senang hati untuk memperoleh Tiket Konser Taylor Swift.


Bye

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal ungkapan the sunset is beautiful, isn’t it

“senjanya indah, ya?” kata penulis menatap seorang laki-laki di samping penulis. kami sedang duduk di pinggir pantai dan menatap langit dengan semburat merah jingga yang sangat apik itu. rasa ingin menggapai senja tapi kami hanya berdiam disini karena senja selalu lebih indah dinikmati dari kejauhan. yang diajak bicara tak menanggapi apa-apa. Nihil dibalut kesunyian sore itu. Matahari enggan bertahan di angkasa lebih lama lagi, maka seiring itu pula keduanya pulang.  di atas motor yang mereka bawa, keduanya tak membuka satupun pembicaraan. mereka masih ikut terbenam dalam keindahan senja yang hampir gugur itu. alih-alih terhanyut, penulis malah memang berniat untuk tak menggubris perkataan yang nantinya akan keluar. alih-alih, ia memilih merenung dan menanyakan lagi pada dirinya sendiri dalam hati, “senjanya indah, ya?” tak ada satupun air mata yang keluar membasahi pipinya. meski ia lebih menginginkan itu daripada harus menahan pencernaannya yang tidak kunjung baikan selama 5 hari ata

Are u okay?

Halo semua, maaf penulis lama sekali meninggalkan blog ini. 2022, tahun yang telah berganti belum sempat penulis sapa. Rutinitas setahun terakhir benar-benar berulang secara cepat. Banyak hal yang terskip selain dari hal yang menjadi prioritas, kerja. Tapi ternyata setelah setahun ini, akhirnya penulis kembali ke blog ini karena suatu hal yang akhir-akhir ini sering kembali menghampiri. Mungkin fase yang secara cepat berjalan ternyata menimbulkan suatu dampak, bahwa disadari tidak semua ikut berjalan secara cepat dan disadari tidak semua baik untuk ikut berjalan secara cepat. Salah satu yang sering menghampiri selama setahun belakangan adalah rasa cemas. Perasaan cemas yang semakin lama semakin cepat datang. Sungguh tidak nyaman. 365 hari yang silih berganti hingga menjadi satu tahun. Satu hari yang berarti 24 jam, harus habis begitu saja dengan pekerjaan, bersosialisasi, me time  yang tak lain sebagai distraksi dari pekerjaan ( tragic ), berkabar pada sanak saudara dan kerabat terdeka